Tuesday 30 July 2013

Fokus Persahabatan yang dipakai Sorga

Maria tidak pernah bermaksud lain, ia hanya ingin mempersembahkan yang terbaik yang dapat ia berikan kepada Yesus, walaupun minyak dalam buli-buli itu amat mahal (Mar 14:1-9, Yoh 12:3-8) tapi itu yang dapat dia persembahan untuk sahabatnya itu. Luar biasa peristiwa itu dipakai sorga untuk mengingatkan Yesus bahwa saatnya sudah dekat (Mar 14:6-8).
Banyak peristiwa dalam hidup kita yang dipakai Sorga untuk membuat suatu hal lebih dari yang kita doakan dan pikirkan (Ef.3:20), hal yang tidak kita maksudkan sebelumnya tetapi dipakai Tuhan untuk melakukan hal-hal yang diluar sanggkaan kita. Untuk itu tetaplah focus dan intens dalam tugas dan tangung jawab yang dipercayakan kepada kita, lakukanlah dengan tulus dan dengan penuh  tanggung jawab kita akan melihat Tuhan turut bekerja didalam semuanya itu.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." Mar 14:9

Tidak disangka – sangka dirubah Kristus

Seorang  pesiarah dari Kirene (Libya sekarang ) tak pernah menduga pertemuanya dengan Yesus itu membuat dia, istri dan anak-anak nya menjadi pengikut Kristus . Dialah Simon orang Kirena  (Mat.27:32 , Mar 15: 21 dan Luk. 23:26) setelah memikul salib Kristus dia bertobat dan menjadi murid Tuhan bandingkan dalam (Kis. 2:10, 11:20 dan 13:1) orang- orang  Kirene menjadi pemberita injil  mula – mula bahkan anak dan istrinya menjadi penopang bagi pemberitaan Injil Rasul Paulus di Roma (Roma 16:13)
Saudara yang terkasih, memang seringkali kita merasa terpaksa untuk memikul salib, rasanya tidak enak, sakit, tidak adil, dsb Tetapi kadang paksaan itu adalah kehendak Allah untuk kita. Dia ingin kita diubahkan, bertumbuh dan dimuliakan. Salib itu berujungkan kemuliaan, glori! Waktu kamu bertemu dengan Dia, maka hidupmu tidak akan sama lagi. Syukur atas kuasa salib-Nya! Amin!!

Tuesday 23 July 2013

Kesaksian Gunung Mattam di Cairo





Sekiranyanya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung (Matius 17 : 20).

Ayat tersebut seringkali diartikan dalam arti kiasan, tetapi hal ini pernah terjadi secara nyata di Kairo Mesir.
Jika kita menghadapi masalah pasti Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Seorang Khalifa Mesir pada Abad 10 atau tepatnya pada tahun 979 M
asehi, namanya Kalifah AL-Mui'z Li Din Allah (nama tersebut mempunyai arti pengelola/ pembela agama Allah, dalam hal ini Islam) bertemu dengan Pastor bernama Abraham bi Zara, Khalifa tersebut langsung bertanya kepada Paus tersebut katanya : “bukankah dalam Alkitab tertulis jika iman mu sebesar biji sesawai dapat memindahkan gunung ?”,
langsung dijawab oleh Pastor Abraham bin Zara : “Ia” ...
dan Apakah Engkau percaya dengan Alkitab mu,
dijawab Pastor: “Ia...”
dan Ia bertanya kepada Pastor lagi : “apakah engkau percaya bahwa dapat memindahkan gunung ?” dan dijawab Pastor : “Ia”...

Khalifa langsung bukan meminta tetapi menyuruh Pastor ini untuk memindahkan gunung, dan Khalifa menunjuk gunung Mokattam disebelah Timur Kota Cairo untuk pindahkan gunung itu...ke sebelah barat...dan dijawab oleh Pastor bahwa “Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan dan pertolongan dari Tuhan..
Kemudian Kalifa menjawab dengan ancaman bahwa : “baiklah saya memberikan kamu kesempatan 3 (tiga) hari saja untuk memindahkan gunung Mokattam ini jika tidak maka risikonya semua orang Kristen di Cairo akan dibunuh.

Anda bisa bayangkan sesuatu yang mustahil harus segera terjadi dan nyawa sebagai taruhannya.

Dengan segera Pastor mengumpulan seluruh jemaatnya untuk berpuasa 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam bahkan termasuk ternak mereka juga harus berpuasa. Dan akhir dari hari yang ketiga tersebut, Malaikat Tuhan menampakan dirinya dan berkata kepada Paus itu “Kamu jangan takut gunung itu pasti akan pindah”, caranya Pastor harus mengundang Khalifa tersebut dan menemukan seseorang yang hanya mempunyai satu mata saja yang sedang membawa keranjang air dan Dia orangnya sangat baik dan beriman.

Pertanyaannya kenapa harus mencari dan mendapatkan orang buta yang ternyata memiliki nama Simon.
Kisah Simon ini dikenal berhati mulia, mengapa matanya cuma satu, ternyata Simon menterjemahkan Alkitab secara harafiah : “kalau matamu merusak engkau maka harus dicungkil dari pada tubuh mu masuk neraka”. Menurutnya Ia melakukan dosa, yang mana Dia tukang Sol sepatu dengan tidak sengaja tunduk melihat aurat wanita, akhirnya Simon mencungkil satu matanya.

Disamping kerja tukang sol sepatu, dia juga membawa keranjang air, bekerja membantu orang miskin, orang lemah untuk distribusi air sungai nil. Karena ia berhati mulia maka ia dipilihTuhan untuk mendampingi Pastor Abraham bin Zara untuk saksi mujizat terbesar ini.

Selanjutnya hari keempat setelah berpuasa, Abraham bin Zara beserta Simon membawa Khalifa didaerah pegunungan tersebut, tiba pegunungan tersebut mereka berdoa selama 3 jam dan meneriakan ‘Kyrie Eleison’ ‘Kyrie Eleison’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘Lord, have mercy’ atau ‘Tuhan, kasihanilah kami’ sebanyak 412 kali dan mujizat terjadi pegunungan sebelah Timur itu terangkat dan matahari berada ditengah dasar berpijak, kemudian mereka berdoa terus dan pegunungan timur Mochatam berpindah kesebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo, dan selanjutnya si Kalifa Almu’as berkata “stop-stop” aku telah melihat bagaimana tangan Tuhan Allah mu yang punya kuasa bekerja...

Setelah Kalifa ini melihat mujizat Tuhan maka Ia merasa bahwa pekerjaannya yang Ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia dibabtis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus.Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang gurun.
Cerita ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan sampai menceritakan mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani Tuhan.

Sampai hari ini, apabila anda berkunjung Ke Cairo Mesir, anda dapat menemukan saksi bisu dari kejadian ini di Gereja Sampah. Disebut orang gereja sampah, karena gereja ini terdapat di dekat tempat pembuangan sampah.

Pada tahun 1980 para orang Cairo Mesir mulai memotong batu untuk melebarkan tempat Gereja, kira-kira sebanyak 1,5 ton batu dipotong sehingga menjadi gua lorong yang besar, setelah 13 hari bekerja mereka mulai mengadakan kebaktian di tempat ini. Tempat ini ternyata merupakan Gereja terbesar di Mesir dengan kapastitas 15.000 sampai dengan 17.000 orang.

*) Sumber : (1). . Jenkins, S., 'Faith to Move Mountains', Cairo Times, 20 March-2 April 1997. (2). Ziarah di Cairo Mesir tanggal 12 Oktober 2009.

gereja St Simon Cairo



Tuesday 9 July 2013

Mujisat Masih Ada

Mujisat Masih Ada
Jauh sebelum gerakan karismatik merebak di seluruh dunia, telah muncul hamba-hamba Tuhan yang sangat diurapi. Contohnya adalah Smith Wigglesworth (1859-1947) yang selama hidupnya membangkitkan orang mati sebanyak 14 kali. Mujizat-mujizat ajaib menyertai pelayanannya.
Di tengah penganiayaan, Gereja Tuhan mengalami banyak mujizat yang luar biasa. Menurut laporan seorang penginjil, Dennis Balcombe, mujizat air menjadi anggur pada saat perjamuan kudus sering terjadi dalam ibadah-ibadah di gereja-gereja bawah tanah di Cina. Keajaiban-keajaiban itu meneguhkan iman dan mendorong pertobatan orang-orang Komunis.

Api Turun dari langit
Mujizat-mujizat dahsyat tidak hanya terjadi pada jaman dulu saja. Pada sekitar tahun 1965, mujizat-mujizat ajaib terjadi di Nusa Tenggara Timur. Pada suatu hari, sebuah tim penginjilan menemukan suatu komunitas penganut kepercayaan tradisional yang menyembah berhala-berhala. Setelah tim itu memberitakan Injil, komunitas itu pun bertobat dan menjadi percaya kepada Yesus. Lalu mereka menyerahkan berhala-berhala untuk dimusnahkan. Yang luar biasa, Roh Kudus menyuruh mereka meletakkan patung-patung berhala dari kuningan milik mereka itu di tengah-tengah halaman yang luas. Setelah seorang anggota tim menaikkan doa permohonan, tiba-tiba petir dari langit menyambar dan membakar habis patung-patung tersebut.

Menghentikan Badai
Dalam perjalanan penginjilannya di Asia pada tahun 1962, perahu layar yang ditumpangi Charles Doss diamuk taufan. Bulan-bulan September dan Oktober memang cukup rawan badai di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, perahu layar itu berukuran kecil dan sudah tua. Dua tahun sebelum kejadian ini, perahu itu seharusnya sudah tidak dipakai lagi. Ketika kemudian badai mengamuk, kapal itu terombang-ambing dengan begitu hebatnya. Sembilan orang penumpangnya hanya bisa pasrah karena kapal itu bisa tenggelap setiap saat.
Saat itu, Charles Doss melancarkan doa otoritatif untuk menghentikan badai tersebut. Ia meninggalkan kabin, membuka pintu menuju geladak. Ia bergumul melewati genangan air yang sudah memenuhi seluruh geladak. Terdapar banyak ular berbisa dan bermacam-macam binatang laut merayap di geladak itu. Dengan terhuyung-huyung karena goncangan kapal yang hebat, Doss berusaha mencapai pagar. Kapten kapal yang melihatnya mengira bahwa pendeta itu sudah gila dan akan bunuh diri. Tetapi, sampai ndi pagar kapal, Doss berdiri dengan tegapnya. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, ia memerintahkan supaya badai menjadi tenang. Doss melakukan seperti apa yang pernah dilakukan Yesus saat menghadapi badai lautan.
Mujizat pun terjadi. Badai itu reda dan laut menjadi sangat tenang. Padahal, biasanya membutuhkan waktu dua sampai tiga hari untuk menjadi teduh kembali. Perubahan alam yang misterius itu membuat kapten kapal menduga bahwa Doss mempunyai ilmu gaib dan kekuatan magis. Setelah merapat di Filipina, Doss bersaksi dan sang kapten pun menjadi percaya kepada Yesus.
Mujizat serupa juga dialami oleh Brother Andrew ketika melayani di Afrika Selatan. Ketika ia sedang berkotbah dalam sebuah acara reli doa akbar, tiba-tiba badai dating. Pohon-pohon bertumbangan, atap-atap tercabik-cabik, dan angina menjadi topan yang dahsyat. Jemaat menjadi ribut. Suasana sangat kacau. Tetapi, Andrew berdiri dan menengking kekuatan badai itu. Dalam hitungan detik, badai itu mereda dan acara pun dilanjutkan kembali.

 Mujisat Transformasi
Peristiwa transformasi, terutama di Almalonga dan Umuofai, merupakan bentuk perubahan yang holistik. Kehidupan rohani berubah, diikuti dengan pembaharuan di bidang sosial, politik, perekonomian, dan bahkan perbaikan kondisi alam secara ajaib. Seperti telah di bahas, tanah tandus di Almalonga dijamah Tuhan sedemikian rupa sehingga berubah menjadi subur. Produksi pertanian naik 1.000 persen. Para peneliti dari AS dibuatnya terkesima dengan kuasa Tuhan atas alam ini.
Transformasi di Almalonga dan di kota-kota lain, menurut George Ottis Jr (1999), terjadi melalui gerakan-gerakan doa sekota yang di dalamnya dilakukan doa-doa peperangan tingkat strategis. Seperti yang dilakukan di Cali (Kolombia), Gereja bersama-sama melakukan pemetaan rohani sebelum melancarkan doa-doa peperangan. Di Almalonga, gerakan doa bersama dilakukan dengan intensif sampai kuasa-kuasa kegelapan dihancurkan.
Setelah melakukan pengamatan dan studi komparasi, George Otis Jr (1999) menarik kesimpulan bahwa proses transformasi terjadi melalui tiga tahap.  Pertama, tahap ”pangkalan rohani”, yaitu tahap terjadinya kesatuan Gereja, pertobatan korporat Gereja, kesatuan doa, dan tindakan Gereja untuk melakukan rekonsiliasi sosial. Kedua, tahap ”terobosan rohani”, yaitu momentum pada saat mana Tuhan (Roh Kudus) melakukan penetrasi sedemikian rupa sehingga terjadi kebangunan rohani besar yang menyentuh kehidupan masyarakat luas. Ketiga, tahap ”perubahan rohani”, yaitu terjadinya pembaharuan sosial-politik dan berbagai dimensi lain dalam kehidupan masyarakat.

 Mujisat di Pesawat
Kepekaan mendengar suara Roh Kudus juga membuat kita menjadi tenang dan tidak gegabah sekalipun berada di tengah bahaya yang mengancam, seperti dialami Samuel Doctorian. Waktu itu, 29 Desember 1955, Samuel sedang dalam perjalanan udara pada ketinggian 24.000 kaki di atas wilayah Turki. Tiba-tiba, salah satu mesin pesawat terbakar dengan hebatnya. Setiap saat api itu bisa menyentuh tangki bahan bakar dan menyebabkan ledakan yang menghancurkan pesawat tersebut. Enam puluh penumpang sontak menjadi panik. Meskipun lebih tenang, Samuel segera diliputi oleh pikiran-pikiran tentang kematian sebelum akhirnya mendengar suara langsung dari Tuhan Yesus.
Samuel mendapatkan open vision pada waktu itu. Ia merasa seperti digerakkan Roh Kudus untuk masuk ke toilet. Di tempat itu, ia berdoa sambil menangis: ”Tuhan, Engkau Tuhan yang luar biasa. Engkau mampu mengadakan mujizat-muizat besar. Tunjukkanlah kuasa-Mu hari ini!” Tiba-tiba, sosok Yesus hadir dalam pesawat itu. Yesus berkata kepada Samuel: ”Samuel anak-Ku, jangan takut. Demi engkau, Aku akan menyelamatkan pesawat ini dan seluruh penumpangnya!”
Kejadian selanjutnya murni merupakan mujizat. Tiba-tiba, mesin pesawat yang terbakar itu terlepas dan jatuh ke bawah, tepat sebelum api menjilat tangki bahan bakar. Segera sesudah mesin itu terjatuh, pilot memberi informasi: ”Pesawat telah dapat dikuasai. Jangan takut, tidak akan terjadi apa-apa. Kita akan kembali ke Roma dengan selamat!”

Berjalan di atas air
Pada tahun 1965-an terjadi lawatan Tuhan yang luar biasa di Soe, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kebangunan rohani itu membangkitkan banyak tim pelayanan yang bergerak ke banyak daerah di sekitarnya untuk memberitakan Injil.
Waktu  itu para penginjil yang bergerak ke mana-mana harus menghadapi ganasnya alam. Salah sebuah tim yang melayani di daerah pedalaman terhambat oleh sungai yang besar, sungai Noemina. Lebar sungai itu 300 yard dan dalamnya sekitar 30 kaki, sebuah sungai besar di pulau Timor. Saat itu banjir, arusnya yang deras mampu menyeret pohon-pohon besar sampai ke laut.
Tim penginjilan itu tertahan di tepi sungai. Bahkan, menyeberanginya dengan sampan yang kuat pun sangat beresiko. Tetapi, Roh Kudus berbicara kepada salah seorang anggota: ”Seberangilah sungai itu!” Ketika tim itu sedang mendiskusikan suara Tuhan tersebut, datanglah orang-orang Kristen lain. Karena mengetahui bahwa tim itu hendak menyeberangi sungai, orang-orang Kristen itu menegur: ”Kalian memang tulus seperti merpati, tetapi harus cerdik seperti ular. Nah, sekarang pakai pikiran kalian dan berdiamlah sampai banjir reda!” Tetapi, pemimpin tim itu menimpali: ”Tidak! Tuhan sudah menyuruh kami untuk menyeberang sekarang juga!” Meskipun demikian, ada beberapa anggota tim itu sendiri yang mulai ragu. Kemudian mereka berdoa, dan kembali mendapatkan peneguhan (title deed) dari Roh Kudus untuk menyeberangi sungai itu hanya dengan iman saja!
Akhirnya, salah seorang anggota tim itu mulai melangkahkan kakinya ke sungai tersebut dengan maksud menyeberanginya. Banyak orang berteriak: ”Oh, bodoh sekali. Jangan! Kau akan mati!” Tetapi, mujizatlah yang terjadi! Pada langkah pertama, air sampai di lutut. Langkah kedua, masih sama. Ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan, dan seterusnya, air sungai itu tak pernah lebih tinggi dari lututnya. Ketika ia berada di tengah-tengah sungai yang berkedalaman 30 kaki itu, air tetap tidak melebihi lututnya. Seluruh anggota tim segera mengikuti dan semuanya selamat sampai di seberang.
Kejadian ajaib itu sungguh luar biasa. Saat itu, ada beberapa dukun (penyembah berhala) melihat kejadian tersebut. Mereka pun lantas ingin melakukan hal yang sama karena merasa memiliki kekuatan gaib. Tetapi, begitu mereka malangkahkan kaki ke air, semuanya tenggelam. Warga desa yang menyaksikan semua itu menjadi takjub kepada Yesus, Tuhan Semesta Alam!

 Selamat dari Bencana
Meski dirinya sendiri juga terancam bencana topan yang membahayakan nyawanya, Oral Roberts bersyafaat sehingga jemaat pun selamat. Pada bulan September 1950, Roberts mengadakan sebuah KKR di Amarillo, Texas, Amerika Serikat. Kebaktian kesembuhan illahi itu diselenggarakan di bawah tenda besar  yang memuat 7.000 tempat duduk. Ketika sedang berkotbah, tiba-tiba badai mengamuk. Tenda raksasa itu tercabut dan terbawa terbang. Orang-orang dan berbagai benda serta kursi-kursi dihantam amukan angin tersebut. Roberts sendiri terlempar dari panggung dan jatuh terbaring di lantai. Dalam keadaan demikian, ia berdoa untuk memerisai jemaat. Akhirnya 7.000 orang itu selamat walau badai tak mereda dengan cepat.
Pagi berikutnya, headline surat kabar di Amarillo menulis ”Keajaiban Menyelamatkan 7.000 Orang”. Berita itu melukiskan betapa tim dari Departemen Kebakaran sangat sibuk mencari orang-orang yang terluka atau yang terbunuh karena bencana alam dahsyat itu. Namun semua menjadi heran, sebab hanya ada 3 orang yang mengalami luka-luka ringan tak berarti.
Suatu malam pada bulan April 1983, Lois Main tergerak untuk berdoa syafaat bagi kotanya, Coalinga, California, Amerika Serikat. Meski malam sudah larut, Main tidak bisa tidur. Ia mendengar suara Roh Kudus: ”Berdoalah untuk orang-orang Coalinga. Keluarlah dan berdoalah sekarang!” Main pun mentaati suara itu. Malam itu juga, Main berdoa keliling kota. Ia bergegas untuk berganti pakaian, lalu berjalan-jalan keliling kota sambil bersyafaat. Ia memohon supaya Tuhan memberkati penduduknya. Setiap bangunan yang ada didoakannya. Selesai melakukan semua itu, meski menjadi sangat lelah, Main merasa sangat lega.
Esok sorenya, Coalinga diguncang gempa bumi hebat berkekuatan 6,5 SR. Mengingat dahsyatnya bencana itu, Pemerintah segera mengirimkan bantuan medis. Namun, di seluruh kota itu hanya ada 25 orang yang mengalami luka-luka ringan yang tidak berarti.

 Air Menjadi Anggur
Suatu hari Tuhan menyuruh Yakoba dan beberapa orang temannya untuk menyiapkan periuk tanah sebagai tempat penyimpanan air dan kemudian ditutup dengan kain putih. Tuhan menyuruh mereka untuk berdoa tiga hari tiga malam. Tuhan menyuruh mereka untuk menyediakan 12 botol untuk diisi penuh dan dibagi-bagikan kepada orang-orang yang akan ditunjuk oleh Tuhan Yesus. Botol yang mereka isi dengan anggur tersebut tidak habis-habis. Setiap kali selesai perjamuan, botol anggur tersebut selalu terisi penuh kembali hingga berkelimpahan. Tahun 1968, air menjadi anggur itu terjadi kembali dengan cara yang sama.
Pada tanggal 24 juni 2000, Peristiwa air menjadi anggur kembali terjadi di kampung Aman. Dengan dipimpin oleh Ibu Liufeto, mereka bersama-sama mendoakan air supaya berubah menjadi anggur yang akan digunakan untuk perjamuan kudus. Memang saat itu anggur yang berada dan dijual di kota So'e adalah anggur yang memiliki kadar alkohol tinggi sehingga gereja tidak mempunyai pilihan lain selain dari membeli anggur tersebut untuk dipergunakan dalam Perjamuan Kudus. Tuhan menyatakan kemuliaanNya. Tuhan mengubah air menjadi anggur di So'e ialah selain untuk menyatakan kemuliaan-Nya, juga karena Tuhan tidak menginginkan umat-Nya di So'e menggunakan anggur yang mempunyai kadar alkohol tinggi dalam perjamuan Kudus di gereja dan ini adalah suatu dugaan yang masuk akal. Tuhan juga kemudian melakukan mujizat air menjadi anggur untuk yang ke 4-5 kalinya.

Tidak menjadi lapar
Ada kejadian aneh yang terjadi pada waktu tim doa melayani di kampung Babuin. Makanan yang didapat pada hari itu adalah jagung titi sebanyak dua liter yang dimakan oleh 58 orang, dan ajaibnya setelah dimakan dengan pengucapan syukur mereka tidak merasa lapar selama sehari penuh. Pernah suatu hari masih di kampung itu juga, mereka makan bersama pada siang hari dengan makanan yang ada cuma satu bokor kecil nasi untuk dimakan kira-kira 100 orang. Setelah dimakan dengan pengucapan syukur, masih ada sisa makanan dan semua orang yang hadir di tempat itu menjadi kenyang. Seperti mujizat yang Tuhan Yesus lakukan “Lima roti dan dua ikan.”

Berbicara dengan bahasa lain 
Seorang bernama Mel Tari salah satu anggota tim doa. Ketika ia berada di Amerika, ia hadir dalam suatu pertemuan kebaktian di mana ia harus menceritakan tentang kasih Tuhan, orang yang akan menterjemahkan kesaksiannya ke dalam bahasa Inggris berhalangan hadir. Sementara sudah waktunya untuk ia berbicara. Tetapi hal itu tidak menjadi halangan bagi Tuhan untuk melakukan kehendakNya. Tuhan menyuruh-nya maju ke depan dan saat itulah Tuhan mulai mengatakan sesuatu dengan menyuruhnya untuk memulai dengan kata “ladies and gentleman” dan ia dengan lancar ia berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris seperti orang yang telah terbiasa melakukannya hingga selesai. Orang-orang yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan bahwa bahasa Mel Tari sangat baik.
Mel Tari menuliskan bahwa pada masa kegerakan Tuhan itu telah terjadi 200.000 orang telah bertobat dan dimenangkan bagi Kerajaan Allah. Jumlah yang menyerahkan hidupnya pada Tuhan Yesus saat kegerakan itu terjadi sangat banyak sehingga seluruh TTS (95%-an) memeluk Kristen, kecuali daerah Boti dan beberapa desa di Amanuban Timur.
 
(sumber: Haryadi Baskoro, Doa Mengatasi Bencana Alam, ANDI, Yogya, 2009)
("Jejak kaki Tuhan" Jeremia Manu 2004) 

SMS dulu ah

Canggih SMS dulu baru jual koran  bos!!!